2.7 Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda

Jumat, 10 Mei 2013

Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda


Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.

Gunung Anak Krakatau yang berada di selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera, merupakan gunung api Indonesia yang mungkin paling terkenal di dunia. Gunung ini menjadi terkenal karena letusan dahsyat “ibunya” (Gunung Krakatau) pada tahun 1883. Letusan dahsyat yang terjadi pada tahun 1883 ini sempat memberikan efek yang dapat dirasakan hingga separuh area planet ini. Letusannya terdengar hingga kawasan Benua Australia. Dan awan panasnya menyebar hingga di beberapa bagian kawasan Eropa. Setelah letusan tersebut, Gunung Krakatau musnah kemudian perlahan-lahan melahirkan Gunung Anak Krakatau. Sejarah itu membuat gunung ini menjadi menarik bukan untuk saja orang Indonesia, tapi juga orang-orang dari mancanegara terutama mereka yang ingin melakukan penelitian maupun berwisata menikmati keindahan gunung berapi ini.
Pada tahun 1927, terjadi hal yang cukup unik di kawasan gunung ini. Tumpukan lava dari kawah Gunung Krakatau muncul ke permukaan laut dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut. Akan tetapi tumpukan kawah itu semakin besar dan bertambah tinggi, membentuk sebuah pulau kecil berupa gunung yang akhirnya diberi nama Anak Krakatau. Hingga kini, Gunung Anak Krakatau masih aktif dan sering meletupkan pasir dan lava panas. Setiap tahun, Gunung Anak Krakatau terus bertambah tinggi.

Fakta bahwa Gunung Anak Krakatau masih aktif, tidak membuat wilayahnya menjadi berbahaya dan minim kehidupan. Berbagai macam tumbuhan dan biota telah banyak menghiasi daerah sekitar gunung. Kawasan itu merupakan laboratorium alami untuk mempelajari pengetahuan alam. Bila berwisata ke tempat ini, wisatawan tidak hanya dapat menikmati pemandangan yang luar biasa, tetapi bisa juga mengetahui berbagai gejala alam, seperti proses pembentukan pulau, gunung, dan hutan. Walaupun memiliki kawasan pinggir pantai yang tandus, berbagai pohon seperti cemara, waru, ketapang, kangkung laut, dan alang-alang dapat tumbuh dengan baik.
Berbeda dengan Gunung Anak Krakatau yang tandus, suasana yang berbeda dapat ditemukan di Pulau Krakatau Besar (Pulau Rakata) dan Krakatau Kecil (Pulau Panjang) yang wilayahnya sangat hijau. Di Pulau Krakatau Besar, terdapat tumbuhan kilangir, cemara, dadap, ketapang, waru, mara, dan cangkudu. Hewan yang paling sering dijumpai di Pulau Krakatau Besar dan Kecil adalah biawak dan reptil-reptil kecil lainnya.

Gunung Anak Krakatau memang sangat menarik apalagi ketika sedang mengeluarkan asap dan debu vulkanik. Tetapi, meskipun sudah dibuka untuk tujuan wisata, pengunjung tetap harus berhati-hati. Wisatawan hanya diperbolehkan berada dalam radius dua kilometer dari kawah. Jika anda ingin mendaki gunung ini, kesempatan itu masih memungkinkan. Izin pendakian yang aman hanya diberikan sampai batas lereng karena kondisi lingkungan yang cukup ekstrim seperti pasir hitam dan angin kencang yang dapat membahayakan para pendaki. Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau biasanya juga sangat berhati-hati memberikan izin kepada wisatawan yang datang.

Terlepas dari semua bahaya yang mungkin dihadapi, Anak Krakatau sekarang menjadi obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Keindahan pulau tropis dengan hiasan pepohonan dan kicauan burung menjadi daya tarik tersendiri. Pemandangan yang indah di sekitar pulau yang dikelilingi laut, hamparan pasir pantai yang hitam legam, serta keindahan pemandangan dari puncak gunungnya bisa menjadi kenangan yang sulit terlupakan untuk para wisatawan yang datang ke sini. Tidak lupa juga eksotisme yang dipertunjukkan ketika gunung ini sedang memuntahkan isi perut bumi berupa kepulan lava merah agak kekuning-kuningan menyembur dari kawahnya yang memberikan pengalaman unik bagi wisatawan. Selain itu, pemandangan bawah lautnya juga tidak kalah dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Akses

Untuk menuju Anak Gunung Krakatau, dari Jakarta anda harus menuju ke barat. Anda bisa mengendarai mobil menuju Tol Jakarta – Merak hingga nanti keluar di pintu Tol Cilegon barat atau pintu Tol Cilegon Timur. Setelah itu, lanjutkan perjalanan dari Cilegon menuju Anyer. Setelah menemukan kawasan pantai Anyer yang terkenal indah, bersiaplah untuk menyeberang ke pulau ini. Selanjutnya, anda bisa menyeberang dari Kawasan Pantai Anyer – Carita dengan menaiki perahu nelayan atau boat yang tersedia dan disewakan disekitar kawasan pantai Anyer.

Copyright @ 2013 Fifi Destiani . Designed by Templateism | MyBloggerLab