Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.
Gunung Anak Krakatau yang berada di selat Sunda antara pulau Jawa dan
Sumatera, merupakan gunung api Indonesia yang mungkin paling terkenal
di dunia. Gunung ini menjadi terkenal karena letusan dahsyat “ibunya”
(Gunung Krakatau) pada tahun 1883. Letusan dahsyat yang terjadi pada
tahun 1883 ini sempat memberikan efek yang dapat dirasakan hingga
separuh area planet ini. Letusannya terdengar hingga kawasan Benua
Australia. Dan awan panasnya menyebar hingga di beberapa bagian kawasan
Eropa. Setelah letusan tersebut, Gunung Krakatau musnah kemudian
perlahan-lahan melahirkan Gunung Anak Krakatau. Sejarah
itu membuat gunung ini menjadi menarik bukan untuk saja orang
Indonesia, tapi juga orang-orang dari mancanegara terutama mereka yang
ingin melakukan penelitian maupun berwisata menikmati keindahan gunung
berapi ini.
Pada tahun 1927, terjadi hal yang cukup unik di kawasan gunung ini.
Tumpukan lava dari kawah Gunung Krakatau muncul ke permukaan laut dengan
ketinggian satu meter dari permukaan laut. Akan tetapi tumpukan kawah
itu semakin besar dan bertambah tinggi, membentuk sebuah pulau kecil
berupa gunung yang akhirnya diberi nama Anak Krakatau. Hingga kini,
Gunung Anak Krakatau masih aktif dan sering meletupkan pasir dan lava
panas. Setiap tahun, Gunung Anak Krakatau terus bertambah tinggi.
Fakta bahwa Gunung Anak Krakatau masih aktif, tidak membuat
wilayahnya menjadi berbahaya dan minim kehidupan. Berbagai macam
tumbuhan dan biota telah banyak menghiasi daerah sekitar gunung. Kawasan
itu merupakan laboratorium alami untuk mempelajari pengetahuan alam.
Bila berwisata ke tempat ini, wisatawan tidak hanya dapat menikmati
pemandangan yang luar biasa, tetapi bisa juga mengetahui berbagai gejala
alam, seperti proses pembentukan pulau, gunung, dan hutan. Walaupun
memiliki kawasan pinggir pantai yang tandus, berbagai pohon seperti
cemara, waru, ketapang, kangkung laut, dan alang-alang dapat tumbuh
dengan baik.
Berbeda dengan Gunung Anak Krakatau yang tandus, suasana yang berbeda
dapat ditemukan di Pulau Krakatau Besar (Pulau Rakata) dan Krakatau
Kecil (Pulau Panjang) yang wilayahnya sangat hijau. Di Pulau Krakatau
Besar, terdapat tumbuhan kilangir, cemara, dadap, ketapang, waru, mara,
dan cangkudu. Hewan yang paling sering dijumpai di Pulau Krakatau Besar
dan Kecil adalah biawak dan reptil-reptil kecil lainnya.
Gunung Anak Krakatau memang sangat menarik apalagi ketika sedang
mengeluarkan asap dan debu vulkanik. Tetapi, meskipun sudah dibuka untuk
tujuan wisata, pengunjung tetap harus berhati-hati. Wisatawan hanya
diperbolehkan berada dalam radius dua kilometer dari kawah. Jika anda
ingin mendaki gunung ini, kesempatan itu masih memungkinkan. Izin
pendakian yang aman hanya diberikan sampai batas lereng karena kondisi
lingkungan yang cukup ekstrim seperti pasir hitam dan angin kencang yang
dapat membahayakan para pendaki. Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau biasanya juga sangat berhati-hati memberikan izin kepada wisatawan yang datang.
Terlepas
dari semua bahaya yang mungkin dihadapi, Anak Krakatau sekarang menjadi
obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Keindahan pulau
tropis dengan hiasan pepohonan dan kicauan burung menjadi daya tarik
tersendiri. Pemandangan yang indah di sekitar pulau yang dikelilingi
laut, hamparan pasir pantai yang hitam legam, serta keindahan
pemandangan dari puncak gunungnya bisa menjadi kenangan yang sulit
terlupakan untuk para wisatawan yang datang ke sini. Tidak lupa juga
eksotisme yang dipertunjukkan ketika gunung ini sedang memuntahkan isi
perut bumi berupa kepulan lava merah agak kekuning-kuningan menyembur
dari kawahnya yang memberikan pengalaman unik bagi wisatawan. Selain
itu, pemandangan bawah lautnya juga tidak kalah dengan daerah-daerah
lain di Indonesia.
Akses
Untuk menuju Anak Gunung Krakatau, dari Jakarta anda harus menuju ke
barat. Anda bisa mengendarai mobil menuju Tol Jakarta – Merak hingga
nanti keluar di pintu Tol Cilegon barat atau pintu Tol Cilegon Timur.
Setelah itu, lanjutkan perjalanan dari Cilegon menuju Anyer. Setelah
menemukan kawasan pantai Anyer yang terkenal indah, bersiaplah untuk
menyeberang ke pulau ini. Selanjutnya, anda bisa menyeberang dari
Kawasan Pantai Anyer – Carita dengan menaiki perahu nelayan atau boat
yang tersedia dan disewakan disekitar kawasan pantai Anyer.