2.18 Pegunungan Karst Bantimurung, Sulawesi Selatan

Jumat, 10 Mei 2013

Pegunungan Karst Bantimurung, Sulawesi Selatan




Taman Nasional Bantimurung mempunyai pemandangan alam yang paling indah. Karena di taman nasional ini, terdapat sumber air yang tidak pernah kering. Sehingga berbagai jenis tanaman dapat bertahan di saat musim kemarau yang panjang.

Asal muasal nama Bantimurung sendiri cukup beragam. Namun yang terpopuler adalah bahwa nama Bantimurung ini diberi oleh Karaeng Simbang, kepala kerajaan Simbang yang terpana pada kucuran air yang sangat deras dan bergemuruh yang ditemukannya di tengah hutan. “Benti” dalam bahasa bugis halus berarti air, dan “merrung” berarti bergemuruh. Pada akhirnya, Benti Merrung berubah bunyi menjadi Bantimurung.

Karst adalah kumpulan bebatuan kapur yang membentuk formasi pegunungan. Kawasan karst Bantimurung adalah yang terluas kedua di dunia. Salah satu keunggulannya adalah formasi karstnya yang menjulang ke atas (tower karst). Ada yang berdiri sendiri maupun berjejer membentuk kelompok pegunungan yang diantarai oleh permukaan datar. Tidak seperti kebanyakan kawasan karst lain yang berbentuk kerucut. Saya sendiri pernah mengikuti pelatihan “tactical vertical rescue” di salah satu tebing karst Bantimurung bersama tim SAR dan Basarnas dari Jakarta selama beberapa hari. Dan kami semua sepakat bahwa kualitas karst di Bantimurung adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.

Setidaknya terdapat 268 gua yang terbentuk di kawasan ini. Gua Leang Leaputte menjadi yang terdalam dengan kedalaman 260 meter dan yang terpanjang adalah Gua Salukan Kallang dengan perkiraan panjang keseluruhan 27 kilometer. Gua-gua ini mungkin masih kurang familiar bagi wisatawan, namun bagi para cave diver, ini sudah menjadi destinasi yang populer. Sudah banyak ekspedisi cave diving dilakukan di gua-gua Bantimurung.
Di antara gua rekreasional yang paling sering dikunjungi wisatawan adalah Gua Batu dan Gua Mimpi. Gua-gua ini sangat kaya dengan stalakmit, stalaktit, helektit, flowstone, pilar dan sodastraw yang sangat memukau. Di Gua Batu inilah konon dikuburkan raja Bantimurung. Untuk bisa menelusuri ke gua-gua ini, anda cukup merogoh kocek Rp 5000 sampai Rp 10.000 untuk biaya menyewa 1 buah senter besar. Bantuan pemandu lokal juga akan anda butuhkan sebagai penunjuk jalan sekaligus narator selama anda menelusuri gua. Para pemandu ini biasanya akan meminta biaya Rp 25.000 hingga Rp 50.000 untuk menjadi penunjuk jalan anda.

Bantimurung objek wisata terbaik di Sulawesi Selatan

Potensi wisata Bantimurung yang paling terkenal adalah air terjunnya. Dari sungai Pattunuang yang mengalir di antara tebing karst, terbentuk air terjun yang indah setinggi sekitar 20 meter dan lebar 15 meter. Air terjun ini mulai dipopulerkan oleh Alfred Russel Wallace, seorang naturalis dan kolektor yang menjadikan Bantimurung objek wisata terbaik di Sulawesi Selatan dengan membuatnya sebagai daerah konservasi sejak tahun 1919. Dinginnya air di Bantimurung juga menjadi salah satu daya tarik. Bila anda mencari wisata air terjun yang mudah dijangkau dari kota Makassar, maka Bantimurung adalah pilihan terbaik.

Kawasan Bantimurung juga merupakan habitat dari ribuan kupu-kupu. Setidaknya terdapat lebih dari 100 spesies kupu-kupu yang di antaranya merupakan spesies langka seperti: Troides hypolitus Cramer, Troides haliphron Boisduval, Troides helena Linne, Cethosia myrana dan Papilio peranthus adamantius. Tidak salah jika Bantimurung dijuluki Kingdom of Butterflies. Demi menjaga kelestariannya, pengelola Taman Nasional Bantimurung juga mengelola penangkaran kupu-kupu sejak tahun 2005 di areal seluas 2 hektar.

Berbagai usaha bisa kita lakukan sebagai bukti kecintaan kita pada alam pada umumnya, dan Taman Nasional Bantimurung khususnya. Komunitas lokal juga banyak yang turut aktif dengan memberikan publikasi dan edukasi secara online. Ini merupakan salah satu cara yang paling jitu untuk menjadikan Bantimurung objek wisata terbaik di Sulawesi Selatan melalui promosi.
Keanekaragaman biota dan hayati serta indahnya pesona alam di Bantimurung adalah aset yang perlu untuk tetap dijaga. Partisipasi dan keterlibatan semua pihak adalah faktor utama demi menjadikan Bantimurung tetap lestari. Tidak hanya pengelola, para pengunjung dan pelaku kegiatan pecinta alam juga harus memperhatikan etika di area wisata. Hal-hal sederhana seperti menjaga kebersihan akan memberi dampak yang sangat besar bagi kelestarian alam.

Akses

Taman Nasional Bantimurung berada sekitar 20 kilometer dari Bandara Hasanuddin atau 50 kilometer dari Kota Makassar ke arah utara. Perjalanan dengan mobil pribadi dari pusat kota Makassar akan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Pilihan terbaik adalah melalui jalan tol Reformasi ke arah gerbang tol Biringkanaya, Mandai lalu lanjutkan perjalanan menuju kota Maros. Dari kota Maros, anda sudah bisa tiba di Taman Nasional Bantimurung dalam 10 menit.
Transportasi umum juga banyak tersedia. Pilihan paling populer adalah mobil angkutan umum atau yang biasa disebut pete-pete oleh masyarakat lokal. Yang harus anda ingat adalah kota Maros sebagai patokan tujuan perjalanan. Dari kota Maros, anda sudah bisa mencapai Bantimurung dalam 15 menit menggunakan pete-pete jurusan Bantimurung.
Bila anda berangkat bersama rombongan, maka pilihan terbaik adalah menggunakan mobil yang disewa harian. Anda juga bisa menggunakan taksi langsung dari Makassar dengan menyiapkan biaya sekitar Rp 140.000.

Copyright @ 2013 Fifi Destiani . Designed by Templateism | MyBloggerLab