Tugas III
BAB IV :
PEMUDA DAN SOSIALISASI
·
Pengertian Pemuda
Pemuda
adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam – macam harapan,
terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda
diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet
pembangunan secara terus menerus.
pemuda
memiliki potensipotensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya
sebagai sumber daya manusia. Oleh karena itu berbagai potensi positif yang
dimiliki generasi muda ini harus digarap, dalam arti pengembangan dan
pembinaannya hendaknya harus sesuai dengan asas, arah, dan tujuan pengembangan
dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur pembinaan yang tepat serta senantiasa
bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional sebagaimana terkandung di
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV.
Proses
sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan
diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah - tengah kehidupan
masyarakatnya. Oleh karena itu pada tahapan pengembangan dan pembinaannya,
melalui proses kematangan dirinya dan belajar pada berbagai media sosialisasi
yang ada di masyarakat, seorang pemuda harus mampu menseleksi berbagai
kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan diri dalam hidupnya di
tengah-tengah masyarakat, dan tetap mempunyai motivasi sosial yang tinggi.
- Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia
dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga.
Bagi
anak-anak yang masih kecil, situasi sekelilingnya adalah keluarga sendiri.
Gambaran diri mereka merupakan pantulan perhatian yang diberikan keluarga
kepada mereka. Persepsi mereka tentang dirinya dunia dan masyarakat di
sekelilingnya secara Iangsung dipengaruhi oleh tindakan dan keyakinan keluarga-keluarga
mereka. Nilai-nilai yang dimiliki oleh individu dan berbagai peran diharapkan
dilakukan oleh seseorang, semuanya berawal dari dalam lingkungan keluarga
sendiri.
Melalui proses sosialisasis, individu
(pemuda) akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan
proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku
ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Kepribadian seseorang
melalui proses sosialisasi dapat terbentuk di mana kepribadian itu merupakan
suatu komponen pemberi atau penyebab warna dari wujud tingkah laku sosial
manusia, jadi dalam hal ini sosialisasi merupakan salah satu proses belajar
kebudayaan dari anggota masyarakat dalam hubungannya dengan sistem sosial.
Dalam proses tersebut seorang individu dari masa anak-anak hingga dewasa
belajar pola-pola tindakan dalam interaksi beraneka ragam atau macam peranan
sosial yang mungkin ada dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap individu dalam masyarakat yang berbeda mengalami proses sosialisasi
yang berbeda pula, karena proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Jadi sosialisasi
dititikberatkan soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan
perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian (self)
dan kepribadian seseorang terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi
orang lain di luar dirinya.
·
Peran
Sosial Mahasiswa dan Pemuda Di Masyarakat
Mahasiswa adalah
kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu
untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang
sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses
pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa
merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai
dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan
akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara
ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang selalu
berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal
ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan social
kemasyarakatan.
Peranan
pemuda dalam masyarakat
Masyarakat membutuhkan peran pemuda untuk kemajuan bersama.
Pemuda adalah tulang punggung
masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi
muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat
menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima
perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda.
Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan
peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya
dimotori oleh kaum muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang
kritis terhadap pongahnya kekuasaan.
·
Potensi
– Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada
generasi muda perlu dikembangkan adalah :
a) Idealisme dan daya kritis.
Secara sosiologis
generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka ia dapat melihat
kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan
baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi
dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b) Dinamika dan
kreatifitas.
Adanya ldealisme
pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan
kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan,
pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan - kekurangan yang ada atau pun
mengemukakan gagasan - gagasan/alternative yang baru sama sekali.
c) Keberanian mengambil resiko.
Perubahan dan
pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat
atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin
diperoleh. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko,
kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan
memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil resiko.
d) Optimis dan
kegairahan semangat.
Kegagalan tidak
menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat
yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju
lagi.
e) Sikap
kemandirian dan disiplin murni.
Generasi muda
memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap
kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya,
agar dengan demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki
tenggang rasa.
f) Terdidik
Walaupun dengan
memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti
kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara relatif lebih
terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi-generasi
pendahulunya.
g)
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
Keanekaragaman
generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman
tersebut dapat merupakan hambatan jika hal itu dihayati secara sempit dan ekslusif.
Tapi keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat merupakan potensi dinamis dan
kreatif jika keanekaragaman itu ditempatkan dalam rangka integrasi nasional
yang didasarkan atas semangat dan jiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 serta kesamaan
semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sehingga dengan demikian merupakan sumber yang
kaya untuk kemajuan bangsa itu sendiri. Untuk itu generasi muda perlu didorong
untuk menampilkan potensinya yang terbaik dan diberi peran yang jelas serta bertanggung
jawab dalam menunjang pembangunan nasional.
h)
Patriotisme dan nasionalisme.
Pemupukan
rasa kebanggaan. kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan negara di
kalangan generasi muda perlu lebih digalakkan, pada gilirannya akan mempertebal
semangat pengabdian dan kesiapannya untuk membela dan mempertahankan bangsa dan
negara dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini generasi muda
perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan
nasional.
i) Sikap
kesatria.
Kemurnian
idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung
jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan
terus menjadi sikap kesatria di kalangan generasi muda Indonesia sebagai
pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
j) Kemampuan
penguasaan ilmu dan teknologi.
Generasi
muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan
teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator dan
dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan
pendidikan serta penerapan teknologi, baik yang maju, madya maupun yang
sederhana.
- 7 Sosialisasi
Sosialisasi primer, merupakan bentuk
sosialisasi yang pertama kali diterima oleh individu pada lingkungan di sekitar
keluarga. Pada sosialisasi ini, individu belum mengetahui sosialisasi yang amat
luas layaknya orang dewasa. Pada bentuk ini, individu hanya diperkenalkan
sosialisasinya dengan anggota keluarganya saja, belum secara luas. Sebagai
contoh, sejak Ahmad kecil Ibunya selalu mengajarkan bagaimana bersikap sopan
santun kepada orang yang lebih tua. Contoh lain, Ibu Nadia selalu mengajarkan
Nadia yang masih kecil untuk selalu menggunakan tangan kanan saat makan dan
menerima pemberian dari orang lain.
2) Sosialisasi Sekunder
2) Sosialisasi Sekunder
Pada
sosialisasi sekunder, merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan
individu kepada lingkungan di luar keluarga. Seperti lingkungan kerja, media
massa, sekolah, lingkungan bermain, dan sebagainya. Pada bentuk ini, individu
dilatih untuk saling ber sosialisasi antar sesama umur. Bukan dengan orang
tuanya. Sebagai contoh, Adi berteman akrab dengan Aldi maka itu ia saling ber
sosialisasi bersama di saat mereka berdua sedang bermain. Contoh lain, seorang
guru mengajarkan pelajaran bahasa indonesia kepada murid-muridnya yang duduk di
bangku kelas 2 SD.
3) Sosialisasi Represif
3) Sosialisasi Represif
Sosialisasi
represif, merupakan suatu bentuk sosialisasi yang mengarah kepada hukuman
(punishment) dan pemberian suatu hadiah (reward). Pada sosialisasi ini,
seseorang yang dapat menuruti kemauan dari orang lain akan mendapatkan hadiah
(reward) yang akan didapatnya. Sebaliknya, jika seseorang tersebut tidak dapat
menuruti kemauan dari orang lain maka ia akan mendapatkan suatu hukuman
(punishment). Sebagai contoh, Ibu ingin seorang anak dapat hidup disiplin dan
taat kepada aturan-aturan yang telah ditetapkannya. Jika seorang anak tersebut
melanggar aturannya, Ibu akan memarahi atau bahkan memukul anaknya setiap kali
tidak taat dan disiplin.
4) Sosialisasi Partisipatoris
4) Sosialisasi Partisipatoris
Pada
sosialisasi partisipatoris, merupakan bentuk sosialisasi yang mengutamakan pada
partisipasi seorang anak. Pada bentuk ini, sosialisasi yang terjadi adalah
memberikan suatu imbalan yang baik kepada seorang anaknya. Sebagai contoh,
setiap Ahmad mendapatkan rangking di kelasnya, Ayahnya selalu memberikan uang
jajan lebih kepada Ahmad. Hal tersebut merupakan partisipasi seorang anak.
5) Sosialisasi Formal
5) Sosialisasi Formal
Sosialisasi
formal merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi pada lembaga yang dibentuk
oleh pemerintah dan masyarakat. Seperti lembaga pendidikan sekolah dan
pendidikan militer.
6) Sosialisasi Informal
6) Sosialisasi Informal
Sosialisasi
informal merupakan bentuk sosialisasi yang mengarah kepada sikap kekeluargaan.
Pada sosialisasi ini, individu saling ber interaksi dalam pergaulan-pergaulan
yang sifatnya mempererat kekeluargaan. Seperti sesama anggota kelompok, anggota
keluarga, teman sebaya, dan suatu perkumpulan atau komunitas-komunitas.
·
Masalah Generasi Muda
Permasalahan Generasi Muda { Kasus – Analisis }
Berbagai permasalahan generasi muda
yang muncul pada saat ini antara lain
:
a) Dirasa
menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat
termasuk generasi muda.
b)
Kekurangpastian yang dial ami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c) Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah
yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda
sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d) Kurangnya
lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah
pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e) Kurangnya gizi
yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkemrangan kecerdasan dan pertumbuhan
badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya
beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
f) Masih banyaknya perkawinan di bawah umur,
terutama di kalangan masyarakat daerah pede saan.
g) Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
h) Meningkatnya
kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
i) Belum adanya peraturan perundangan yang
rnenyangkut generasi muda.
Dalam rangka untuk memecahkan permasalahan
generasi muda
tersebut di atas memerlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari
seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek pembangunan.
Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik adalah merupakan potensi
yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
Referensi
: E-book Gunadarma