pendidikan berkarakter

Rabu, 03 Juli 2013


PENDIDIKAN BERKARAKTER

PENDIDIKAN Karakter adalah upaya dalam rangka membangun karakter (character building) peserta didik untuk menjadi lebih baik. Sebab, karakter dan kepribadian peserta didik sangat mudah untuk dibentuk. Secara etimologis karakter dapat dimaknai sesuatu yang bersifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, ataupun perangai. 

Sedangkan secara terminologis, karakter dapat dimaknai dengan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri seseorang atau suatu kelompok. Hal ini bertujuan untuk menciptakan karakter peserta didik yang paripurna, sampai mendekati titik terwujudnya insan kamil. Namun, bisa diperjelas pada upaya untuk mewujudkan kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, dan estetika.

Bakaitan dengan itu, dalam alam empiris dapat dilihat bahwa karakter anak bangsa ini semakin menunjukkan gejala yang sangat miris dan merisaukan kita semua. Kehidupan mereka yang kontradiktif, tidak hanya di luar lingkungan pendidikan, tetapi  juga justru dilakukan oleh anak-anak didik dalam masa pendidikan. Sungguh miris melihat realitas dan kenyataan yang seperti ini.

Padahal menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Maraknya anarkisme
Kepekaan hati nurani sebagian besar anak bangsa ini sangat terabaikan. Hal itu dapat dilihat perilaku negatif yang sangat jauh dari hati nurani. Maraknya tindakan anarkisme, tawuran serta perlakuan yang melawan hukum juga telah ditunjukkan anak bangsa ini secara kolektif. Lebih parah lagi, hal itu juga ditunjukkan oleh tokoh publik, tokoh politik, juga oleh penyelenggara pemerintahan.

Dapat dilihat dengan nyata bahwa banyaknya perbuatan yang semuanya berindikasi pada tindakan melawan hukum, dilakukan oleh orang-orang yang katanya terhormat dengan menduduki posisi penting di negeri ini. Semuanya sangat memiriskan untuk dideskripsikan. Tragisnya, hal itu bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh anak bangsa ini. 

Perilaku negatif tersebut dipublikasi secara media massa elektornik maupun media cetak. Sehingga terlihatlah dengan jelas bahwa perilaku itu sangat jauh dari karakter bangsa Indonesia yang terkenal dengan etika yang Pacasilais. Dalam rincian implementasi pembelajaran di madrasah/sekolah, pendidikan karakter bukanlah sesuatu mata pelajaran ataupun materi khusus yang disajikan secara khusus yang berdiri sendiri (self sufficiency). 

Pendidikan Karakter ini dilaksanakan merupakan wujud integratif-interkonektif yang mencakup aspek multidisiplin dan multidimensi, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, utuh, interkonektif antarberbagai disiplin ilmu, tidak sektoral-parsial, misalnya dalam pembejaran matematika, yang diajarkan adalah bagaimana menjumlah angka dengan baik dan tidak mengurangi penjumlahan dalam realitas jual-beli maupun aktivitas lain di luar mata pelajaran matematika. 

 Implikasi akhir
Jadi inilah sebenarnya yang diharapkan implikasi akhir dari Pendidikan Karakter. Demikian juga dengan mata pelajaran yang lainnya. Sehingga yang terpenting adalah bagaimana mengamalkan seluruh pengetahuan yang telah dimiliki. Sebab, pengetahuan yang dimiliki tentang kebaikan, hukum, norma, benar, salah, ataupun tentang hal lainnya harus diterapkan. Sesungguhnya, hal inilah yang menjadi inti dalam Pendidikan Karakter. Sangat diharapkan peserta didik untuk bisa mengamalkan seluruh kompetensi pikiran yang dimilikinya. Sehingga tidak akan menyinpang  apa telah mereka pelajari dalam pendidikan. 

Dengan begitu, melalui pendidikan karakter semua berkomitmen untuk menumbuh kembangkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan dan terbiasa mewujudkan kebajikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Karakter merupakan proses pembelajaran yang dengan menitikberatkan pada implementasi pengetahuan. 

Selama ini pendidikan yang dilaksanakan kepada peserta didik adalah sebatas bagaimana menciptakan anak-anak mempunyai pengetahuan yang banyak, tanpa harus menerapkan pengetahuannya tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa untuk bisa mengaplikasikan itu diperlukan pengetahuan dan hafalan atas konstruksi ilmu tersebut. Sehingga pengetahuan yang dimiliki tidak sebatas pada sifat normatif saja tetapi harus di implementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Kalau kita melihat, pendidikan karakter adalah untuk menghilangkan orang yang mengalami split of personality, sehingga menjadi pribadi yang baik. Hal inilah yang akan menjadi pilar kebangkitan bangsa. Semua itu mulai dari dunia pendidikan. Dan untuk itu tidak cukup berharap kepada para guru yang hanya berdiri di depan kelas mulai pukul 08.00-14.00 WIB. Lebih dari itu, seluruh stakeholders pendidikan harus merasa terpanggil untuk itu. Juga tokoh publik, orang tua, masyaraakat, tokoh politik, maupun seluruh elemen lainnya.

 Harus berperan
Sebagai umat beragama tentunya, tidak ada yang mau dilabelisasi dengan orang munafik, yang lain ucapan dan lain pula perbuatannya. Untuk kelompok orang tersebut akan diancam oleh Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. 61: 2-3).

Sebagai bagian dari entitas pemerintahan yang juga menangani dunia pendidikan Islam harus berperan serta dalam memajukan pendidikan nasional sekaligus meningkatkan kecerdasan anak-anak bangsa ini dengan melibatkan semua stockholder Kementerian Agama dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter bagi anak didiknya. Dari sekian harapan yang paling penting yakni berupa penyiapkan sumber daya manusia yang berkarakter dan berkualitas sebagai syarat mutlak, serta pendidikan karakter sebagai salah satu kuncinya. 

Dari itu Ada tiga kelompok pendidikan karakter, yaitu: Pertama, pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk dan hamba Tuhan Yang Maha Esa; Kedua, pendidikan karakter yang terkait dengan keilmuan, dan; Ketiga, adalah pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa sendidri. Karena pendidikan merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjalanan bangsa. Sasaran pembangunan nasional pun telah memberikan perhatian yang besar kepada sektor pendidikan, yakni dengan dialokasikannya anggaran negara sebesar 20% dari proporsi keseluruhan APBN yang kita rasakan hari ini.

http://aceh.tribunnews.com/2012/03/01/pendidikan-berkarakter

Tugas 5 : Analisis Mengapa Pariwisata Memerlukan Dasar Undang - Undang

Selasa, 02 Juli 2013

Alasan utama Pariwisata memerlukan Dasar Undang - Undang adalah untuk mengatur segala kebijakan tentang kegiatan Pariwisata seperti aspek sosial, budaya, religi, alam, flora, fauna sejarah, seni, sumber daya yang berkaitan pada UUD Negara RI Tahun 1945. Ini bertujuan untuk menerapkan kegiatan Pariwisata yang teratur, aman, terkendali, sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab. 

Undang - Undang tersebut juga mengatur tentang pelanggaran - pelanggaran tindakan dalam Pariwisata yang beguna untuk meminimalisir tingkat kriminalitas dalam Pariwisata, baik kriminalitas terhadap alam, flora, fauna, tempat wisata, maupun terhadap sesama wisatawan itu sendiri.

Tugas 4 : Kelebihan dan Kekurangan Pariwisata Individu dan Group, Tujuan Supporting Tourism Superstructure

1. Pariwisata Secara Individu

Kelebihan

  • Tujuan wisata ditentukan sendiri dan bersifat bebas
  • Waktu dan penyelenggaraan wisata bisa dirubah sendiri sesuai keinginan
  • Biaya bisa dibatasi atau ditentukan sendiri berdasarkan kemampuan kita sendiri
Kekurangan
  • Waktu tidak terjadwal dan relatif berubah - ubah sehingga wisata tidak tertata rapih
  • Dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang tempat - tempat wisata
  • Membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan tujuan wisata yang tepat
  • Sulit menentukan rute yang efektif untuk menghemat waktu perjalanan dari tempat wisata satu dengan lain nya
Pariwisata Secara Grup

Kelebihan
  • Jadwal wisata tertata rapih
  • Keselamatan terjamin
  • Suasana yang ramai membuat wisata semakin menarik
  • Tidak perlu repot - repot mengatur rute wisata, karna biasanya sudah diatur oleh pihak Agen
  • Biaya lebih murah karna tidak ditanggung oleh perorangan
Kekurangan
  • Waktu yang terbatas
  • Terikat dengan pihak penyelenggara Travel sehingga tidak leluasa
  • Tidak dapat berkreasi sesuai keinginan karna pada umumnya wisata secara grup selalu diawasi oleh Tour Guide
2. Tujuan Supporting Tourism Superstucture

Secara umum, ini merupakan layanan pendukung serta pada progam pariwisata. Tujuannya yaitu untuk memberikan beberapa fitur tambahan dalam wisata seperti Spa, Club, Sourvenir Shop dan lain lainnya, sehingga para wisatawan merasa nyaman dan betah dalam wisatanya. Ini berguna untuk memanjakan wisatawan yang pada akhirnya akan menimbulkan efek ketagihan dan ingin kembali ke tempat wisata tersebut.
Bagi pihak penyelenggara Supporting Tourism Superstructure, ini sangat berguna untuk meningkatkan omset pendapatan jasa travelnya, juga berguna untuk menambah daya tarik wisatawan dengan berbagai penawaran fasilitas maupun fitur yang menarik.
Dengan adanya Supporting Tourism Superstructure memungkinkan wisatawan puas akan wisatanya.

Copyright @ 2013 Fifi Destiani . Designed by Templateism | MyBloggerLab